Geografi ekonomi adalah studi tentang variasi wilayah dimuka bumi yang mencakup aktifitas manusia, meliputi : produksi, konsumsi, dan distribusi dalam hubungannya dengan lingkungan tempat hidupnya (Alexander, John.W dan Gibson, L James.1979. Economic Geography. Prentice, Hall of India, Private Limited.New Delhi.)
Geografi ekonomi juga disebut kajian lokasi, pengagihan, dan susunan ruangan tentang aktiviti-aktiviti ekonomi merentasi seluruh dunia. Isi yang diselidiki amat dipengaruhi oleh pendekatan perkaedahan seseorang penyelidik. Ahli teori lokasi neoklasik mengikut jejak Alfred Weber dan cenderung menumpukan lokasi perindustrian dan menggunakan kaedah kuantitatif. Sejak dekad 1970-an, dua tindak balas yang umum terhadap pendekatan neoklasikisme telah mengubah disiplin ini dengan ketara:
• Ekonomi politik Marxisme yang bercabang daripada karya David Harvey dan
• Geografi ekonomi baharu yang mengambil kira faktor-faktor sosial, budaya, dan institusi dalam ekonomi ruangan.
Geografi ekonomi biasa dianggap sebagai salah satu subbidang disiplin geografi. Bagaimanapun, pada masa kebelakangan ini, ahli-ahli ekonomi seperti Paul Krugman dan Jeffrey Sachs telah melibatkan diri dalam aktiviti-aktiviti yang boleh dianggap sebagai sebahagian geografi ekonomi. Krugman sanggup menggelar penggunaan pemikiran ruangannya pada teori perdagangan antarabangsa sebagai "geografi ekonomi baharu" yang bersaing secara langsung dengan pendekatan dalam disiplin geografi yang dikenali sebagai "geografi ekonomi baharu". Nama ekonomi kegeografian telah dicadangkan sebagai suatu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Disebabkan adanya berbagai-bagai pendekatan, geografi ekonomi telah merangkumi banyak isi yang berbeza, termasuk (senarai ini tidak lengkap):
ekonomi bentuk bandar;
1 ekonomi etnik
2 ekonomi jantina
3 ekonomi penumpuan (juga dikenali sebagai "talian" atau "rangkaian")
4 gentrifikasi
5 globalisasi
6 harta tanah
7 hubungan antara alam sekitar dengan ekonomi (mengikat sejarah panjang ahli geografi mengkaji saling tindak budaya-persekitaran)
8 lokasi industri
9 pengangkutan
10 perdagangan dan pembangunan antara bangsa dan
11 teori teras-pinggir
Isi kandungan
1 Bidang kajian
2 Cabang
3 Lihat juga
4 Rujukan
5 Bacaan tambahan
6 Jurnal saintifik
7 Pautan luar
Bidang kajian
• Geografi ekonomi teori menumpukan pembinaan teori tentang susunan ruangan dan pengagihan aktiviti ekonomi.
• Geografi ekonomi kawasan mengkaji keadaan ekonomi kawasan-kawasan atau negara-negara di dunia. Ia juga mengkaji pewilayahan ekonomi.
• Geografi ekonomi kritis ialah pendekatan daripada sudut pandangan geografi kritis sezaman dan falsafahnya.
• Geografi ekonomi tingkah laku mengkaji proses kognitif yang mendasari taakulan ruangan, pembuatan keputusan lokasi, dan tingkah laku firma dan individu.
Cabang
Daripada segi tema, geografi ekonomi boleh dibahagikan kepada subdisiplin seperti yang berikut (tidak lengkap):
• Geografi Pertanian
• Geografi Industri
• Geografi Perdagangan Antarabangsa
• Geografi Sumber
• Geografi Pengangkutan dan Komunikasi.
Bagaimanapun, bidang kajian yang tersebut mungkin bertindih dengan sains geografi yang lain atau dapat dianggap sebagai satu bidang yang berasingan.
Lihat juga
• Analisis ruangan
• Ekonomi bandar
• Ekonomi luar bandar
• Geografi pembangunan
• Geografi runcit
• Gugusan perniagaan
• Model perdagangan graviti
• Sains kawasan
• Senarai topik geografi ekonomi
• Teori lokasi
Rujukan
1.Gordon L. Clark, Meric S. Gertler, and Maryann P. Feldman The Oxford Handbook of Economic Geography, Oxford University Press. ISBN 978-0-19-823410-4.
2.Steven Brakman, Harry Garretsen, Charles van Marrewijk. An Introduction to Geographical Economics.
3.Schoenberger, E. (2001): Corporate autobiographies: the narrative strategies of corporate strategists. Journal of Economic Geography 1, 277-98.
4.Yeung, Henry Wai-Chung, Neil M. Coe, and Philip F. Kelly. Economic Geography : A Contemporary Introduction. Grand Rapids: Blackwell Limited, 2007.
Bacaan tambahan
• Lloyd, P. E. - Dicken, P. (1977): Location in space - A Theoretical Approach to Economic Geography, Second Edition. Harper & Row Ltd, London.
• Massey, D. (1984): Spatial Divisions of Labour, Social Structures and the Structure of Production, MacMillan, London.
• Lee, R. - Wills, J. (1997): Geographies of Economies, Arnold, London.
• Dicken, P. (2003): Global Shift: Reshaping the Global Economic Map in the 21st Century, Fourth Edition. The Guilford Press.
• Scott, A. J (2006) Geography and Economy. Oxford University Press.
Geografi Ekonomi
Dalam seminar dan loka karya yang diadakan tahun 1988 / 1989 di Semarang, para ahli geografi Indonesia sepakat untuk menguraikan definisi geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan ( IKIP Semarang, 1989: 4). Definisi ini mengisyaratkan bahwa geografi memusatkan perhatiannya pada gejala / fenomena di muka bumi baik pada litoster, hidrosfer, atmosfer maupun biosfer dalam sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan, tetapi senantiasa dalam keterkaitan keruangan. Seminar tersebut juga menyepakati sepuluh (10) konsep esensial geografi sebagai cirri ilmu dan pengajaran geografi. Kesepuluh konsep sesensial geografi tersebut adalah, sebagai berikut :
(a) konsep lokasi
(b) konsep jarak
(c) konsep keterjangkauan
(d) konsep pola
(e) konsep morfologi
(f) konsep nilai kegunaan
(g) konsep anglomerasi
(h) konsep interaksi dan Interpendensi
(i) konsep diferensiasi areal (struktur keruangan/ distribusi keruangan)
(j) konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan).
Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Batasa Geografi ini mengandung arti bahwa studi geografi merupakan pengkajian keilmuan, gejala dan masalah geografi. Geografi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Geografi fisik
Geografi fisik menurut Nursid yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi.
2. Geografi manusia
Geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. (Sumaatmaja,1988:52-53 ).Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri - perdagangan komunikasi - transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan H. Robinson (1979) mengartikan geografi ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai caracara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alamdari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi (Suharyono, 1994 : 34). Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi (Miller,1984) . Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi, pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. (Alexander,1963) Dengan demikian perbincangan pokok Geografi Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller dan Renner (1957) mengemukakan geografi ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan fisikal.
Industri
Industri dalam arti luas adalah seluruh kegiatan manusia yang produktif, jadi di sini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, pertambangan, dsb. Sedangkan dalam arti sempit industri dapat diartikan dengan bagian dari proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
Faktor yang menunjang dalam perindustrian di Indonesia :
a. Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak(sebagai tenaga kerja dan pemasaran/konsumen)
b. Suasana industri yang baik.
c. Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut, hasil tambang).
e. Tersedianya tenaga energi
f. Pasar dan sarana pasar yang baik
g. Perangkat pengelola yang baik.
h. Ketenteraman politik dan sosial.
i. Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke negara tetangga)
Syarat-syarat berdirinya suatu industri yaitu :
a. Tersedianya bahan mentah
b. Tersedianya modal
c. Tersedianya sumber tenaga seperti tenaga dari minyak bumi,batu bara, air, dan sebagainya.
d. Adanya tenaga buruh (termasuk tenaga ahli)
e. Tempat pemasaran bagi hasil industri
f. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi
g. Lokasi yang baik ( Sandy, 1985 : 158 ).
Industri di Indonesia dapat digolong-golongkan dalam beberapa macam
kelompok. Untuk mengetahui apakah suatu industri itu masuk dalam kriteria
tertentu, para ahli menggunakan kriteria yang berbeda-beda.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dikelompokkan
menjadi 4 (empat), yaitu:
a. Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.
b. Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.
c. Industri menengah, jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang.
d. Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 99 orang ( BPS,1999:3 ).
Berdasarkan penyelenggaraannya,industri dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Industri besar, mempunyai ciri-ciri:
1) Modal yang digunakan besar, bisa berasal dari pemerintah, swasta nasional, patungan ataupun modal asing.
2) Menggunakan mesin-mesin modern dalam produksinya
3) Tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja terdidik, yang termasuk didalam industri besar adalah industri syrup, industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan kayu, industri otomotif, dan lainlain.
b. Industri rakyat/industri kecil yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Produksinya banyak menggunakan tenaga
2) Menggunakan alat-alat dan teknik sederhana
3) Tempat produksi dilakukan di rumah
4) Upah pekerjanya rendah
Yang termasuk di dalam industri rakyat/kecil ini adalah industri tenun, industri batik, industri anyaman, industri kerajinan kulit dan lain-lain . Perusahaan syrup sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi luar pertanian penduduk pedesaan, merupakan perwujudan dari hubungan dinamis manusia dengan lingkungan di mana ia tinggal (Bintarto, 1984). Kegiatan industri syrup tidak timbul dengan sendirinya melainkan manusia yang mengembangkan melalui suatu proses untuk mengatasi masalah tenaga kerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tujuan utama dari kebijaksanaan tenaga kerja secara rasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat. Dengan anggapan bahwa bekerja dapat menghasilkan sejumlah pendapatan,maka perluasan kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan khususnya bagi rumah tangga berpenghasilan rendah (Rozani Nur Manaf,1981). Geografi ekonomi dalam kajiannya mempelajari fakta-fakta, mencari sebab akibat, menelusuri kecenderungan dan pola dari kegiatan ekonomis manusia serta menjelaskan aneka pengaruh yang mewarnai produksi. Industri merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi yang lebih bermanfaat.
Teori Lokasi Industri (Walter Christaller)
Walter Christaller pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Central Places In Southern Germany (diterjemahkan oleh C.W. Baski pada tahun 1966). Dalam buku ini Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem geometri dimana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem K=3 dari Christaller.
Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan ciri berikut:
1. Wilayahnya adalah daratan tanpa roman, semua adalah datar dan sama.
2. Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah (isotropic surface).
3. Penduduk memiliki daya beli yang sama dan tersebar secara merata pada seluruh wilayah.
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.
Luas pemasaran minimal sangat tergantung pada tingkat kepadatan penduduk pada wilayah asumsi. Makin tinggi kepadatan penduduk makin kecil wilayah pemasaran minimal, begitu sebaliknya. Dalam hal ini misalnya wilayah pemasaran minimal itu adalah dengan radius 4 km. Wilayah pemasaran minimal disebut thereshold. Tidak boleh ada produsen untuk komoditas yang sama dalam ruang threshold . Apabila ada, salah satu akan gulung tikar atau kedua-duanya akan gulung tikar dan kemudian muncul pengusaha baru. Bentuk hubungan antara range dan threshold dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar : Luas jangkauan range dan threshold
Model Chistaller tentang terjadinya model area perdagangan heksagonal sebagai berikut:
1. Mula-mula terbentuk areal perdagangan satu komoditas berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan threshold dari komoditas tersebut.
2. Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari komoditas tersebut yang lingkarannya boleh tumpangtindih.
3. Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh daratan yang tidak lagi tumpang tindih.
4. Tiap barang berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k=3, barang orde I lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal barang orde II. Barang orde II lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal barang orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang-tindih.
Gambar : Kronologi terjadinya area perdagangan heksagonal
Berdasarkan model k=3, pusat dari hierarki yang lebih rendah berada pada sudut dari hierarki yang lebih tinggi sehingga pusat yang lebih rendah berada pada pengaruh dari tiga hierarki yang lebih tinggi darinya.
Terjadinya Konsentrasi Produsen/Pedagang dari berbagai jenis barang.
Christaller menyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk orde yang sama cenderung berlokasi pada titik sentral di wilayahnya dan hal ini mendorong terciptannya kota.
Terjadinya Konsentrasi Produsen/Pedagang dari barang sejenis
Uraian tentang range dan thereshold dapat menjelaskan mengapa terjadi konsentrasi dari berbagai jenis usaha pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak dapat menjelaskan mengapa dipasar juga ada kecenderungan bahwa pedagang dari komoditas sejenis juga memilih untuk berlokasi secara berkonsentrasi/berdekatan.
Konsep thereshold tidak memungkinkan produsen/pedagang sejenis berada berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu produsen/pedagang. Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen/pedagang. Jadi kemungkinan penjesalannya adalah hanya mungkin lewat penelaahan sikap manusia. Adalah menjadi sifat manusia untuk berusaha mendapatkan barang yang diinginkan dalam batas waktu tertentu dengan harga yang semurah mungkin. Apabila pembeli hanya berhadapan dengan seorang penjual, harga yang ditawarkan penjual menjadi tidak jelas bagi pembeli, apakah harga itu adalah harga terendah yang dapat dia peroleh atau tidak.
Dengan berkumpulnya banyak penjual barang sejenis pada lokasi yang sama, pembeli mendapat kesempatan untuk membandingkan harga di antara para penjual dan akan membeli pada penjual yang menawarkan harga terendah (pembeli butuh informasi untuk membuat keputusan). Hal ini membuat lokasi yang memiliki banyak penjual barang sejenis, lebih memiliki daya tarik bagi pembeli ketimbang lokasi yang hanya memiliki sedikit penjual.