Selasa, 31 Juli 2012


PROSES GEOLOGI DAN PERUBAHAN BENTANG ALAM


1. Pendahuluan
Proses proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari dalam
bumi (endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah gaya yang
berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan aktivitas volkanisme,
sedangkan gaya eksogen adalah gaya yang bekerja di permukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan
mass-wasting serta sedimentasi. Gaya endogen maupun eksogen merupakan gaya-gaya yang
memberi andil terhadap perubahan bentuk bentangalam (landscape) yang ada di permukaan bumi.
Pada gambar 4.1 disajikan suatu bagan yang memperlihatkan proses-proses geologi (endogen &
eksogen) sebagai agen  dalam perubahan bentuk bentangalam.



Gambar 4.1 Proses-proses geologi (proses endogenik dna proses  eksogenik)  
dan perubahan bentangalam

2  Gaya Endogen
Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa gempabumi, magmatisme, volkanisme, orogenesa dan epirogenesa.  Aktivitas Tektonik
adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi
(lithosphere). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat menghasilkan gempabumi, pembentukan
pegunungan (orogenesa), dan aktivitas magmatis/aktivitas gunungapi (volcanism). Aktivitas
magmatis adalah segala aktivitas magma yang berasal dari dalam bumi. Pada hakekatnya aktivitas
magmatis dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan lempeng baik secara convergent,
divergent dan atau transform. Pembentukan material kulit bumi (batuan) yang terjadi di Pematang
tengah samudra adalah salah satu contoh dari aktivitas magma, sedangkan pembentukan
gunungapi di kepulauan Hawaii adalah contoh lain dari aktiitas magma yang terjadi di sepanjang
batas lempeng (transforms). Produk dari aktivitas magma dapat menghasilkan batuan beku, baik
batuan beku intrusive dan batuan beku ekstrusive.


3.  Bentangalam Endogen
Bentangalam endogen adalah bentangalam yang  proses pembentukannya/ genetikanya dikontrol
oleh gaya-gaya endogen, seperti aktivitas gunungapi, aktivitas magma dan aktivitas tektonik
(perlipatan dan patahan). Bentuk bentangalam  endogen secara geomorfologi dikenal sebagai
bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). Adapun bentuk-bentuk
bentangalam endogen antara lain adalah :


3.1  Bentangalam Struktural (Structural/Tectonic Landforms)
Bentangalam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya
tektonik seperti perlipatan dan atau patahan. Gambar 4.2 adalah blok diagram dari suatu patahan
sesar mendatar yang menghasilkan bentuk bentuk bentangalam antara lain Gawir, Bukir Tertekan
(pressure ridge), Sag Basin, Shutter Ridge, dan Offset River.







Gambar 4.2  Blok diiagram yang memperlihatkan bentuk-bentuk bentangalam yang terjadi di 
daerah patahan, khusunya di wilayah yang terkena sesar mendatar (strike slip 
fault), antara lain Gawir, Bukir Tertekan (pressure ridge), Sag Basin, Shutter 
Ridge, dan Offset River   

1.  Morfologi Escarpments (Morfologi Gawir Sesar)
Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) adalah bentangalam yang berbentuk bukit dimana salah satu
lerengnya merupakan bidang sesar. Morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh bukit yang
memanjang dengan perbedaan tinggi yang cukup  ekstrim antara bagian yang datar dan bagian
bukit. Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar diendapkan material hasil erosi
(talus) membentuk morfologi kaki lereng dengan berelief landai. Pada sesar mendatar, pergeseran
memungkinkan salah satu bagian bergerak kearah atas terhadap bagian lainnya yang kemudian
membentuk gawir. Pada gambar 4.3 diperlihatkan salah satu bentuk gawir sesar yang ada di
wilayah “Owen Valley” dan sesar ini terbentuk  bersamaan dengan terjadinya gempabumi pada
tahun 1872. Tampak pada gambar, bagian depan berupa dataran dan latar belakang berupa gawir
dengan endapan talus yang diendapkan didepan bidang sesar.

2.  Morfologi Pressure Ridge (Morfologi Bukit Tertekan)
Morfologi “Pressure Ridge” (Bentangalam Bukit Tertekan) adalah bentangalam yang berbentuk
bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan
tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi beberapa
bagian yang kemudian menekan batuan tersebut  kearah atas (Gambar 4.4).





Gambar 4.3 Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) yang                Gambar 4.4  Morfologi Presure Ridges (Bukit Tertekan)
berupa bukit dengan lereng sebagai bidang                                  yang berupa bukit hasil dari pengangkatan
sesar dan dicirikan oleh perbedaan relief                                        yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja
yang cukup ektrim antara dataran dan                                            disepanjang patahan.
perbukitan.   


3.  Morfologi “Sag Basin” (Morfologi Cekungan Kantong)
Morfologi Sag Basin adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil pergeseran sesar mendatar
(strike slip fault), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan
pasangannya (Gambar 4.5). Morfologi “Sag Basin” merupakan pasangan dari morfologi “Pressure
Ridge” dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.  

4.  Morfologi “Shutter Ridge” (Morfologi Bukit Terpotong)
Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar (Gambar
4.6). Shutter ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan bagian  tanah yang
berelief tinggi dan pada sisi lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah. Perbedaan
relief ini disebabkan oleh pergeseran yang terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali
mengakibatkan tesrumbatnya aliran sungai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar